1391 views 9 mins 1 comments

Belitung, Ketika Alam Membuatku Jatuh Cinta

“Kata orang Indonesia adalah potongan surga yang jatuh ke bumi, dan mungkin Belitung salah satu potongannya.”

Matahari belum tinggi saat saya membelah jalanan kota Tanjungpandan yang basah setelah hujan semalam.  Kota yang bersih, jalanan beraspal halus dan suasana yang lengang membuat saya seperti memasuki sisi dunia lain setelah keluar dari kebisingan Jakarta.  Terkenal dengan sebutan Bumi Laskar Pelangi sejak novel dan film Laskar Pelangi meledak tahun 2008, Belitung menjadi tempat wisata terkenal di Indonesia.  Pantai-pantai yang cantik, terumbu karang yang terawat, pulau-pulau yang masih perawan dan infrastruktur yang mendukung membuat Belitung bertahan menjadi tempat tujuan wisata.  Saya menjelajahi Belitung untuk membuktikan bahwa tempat ini seperti potongan warna surga yang jatuh ke bumi.

PANTAI TANJUNG KELAYANG DAN PULAU BURUNG

Saya memerlukan waktu 45 menit bermobil dari pusat kota Tanjungpandan untuk sampai di pantai Tanjung Kelayang.  Begitu turun dari mobil  saya disergap papan besar dengan tulisan warna-warni “PANTAI TANJUNG KELAYANG” dan “WELCOME TO BELITONG”.   Di belakang tulisan ini pemandangan biru air laut tampak sempurna. Airnya jernih, pasirnya putih halus dan bebas sampah membuat saya terpesona.  Banyak kapal nelayan bersandar di pantai ini, menambah cantiknya pemandangan. 

Pantai Tanjung Kelayang juga menjadi pelabuhan untuk para wisatawan memulai menjelajah pulau-pulau kecil yang cantik.  Setelah berganti pakaian untuk berenang, saya mulai menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitar pantai Tanjung Kelayang.  Tak jauh dari pantai Tanjung Kelayang, tampak pulau kecil dengan batu granit  menjulang tinggi menyerupai kepala burung garuda. Pulau ini juga disebut pulau Burung. Karena masih pagi, kami memutuskan untuk menjelajah pulau terjauh lebih dahulu.  Sepanjang perjalanan, langit biru cerah dan air laut di kejauhan tampak berwarna toska.  Batu-batu granit yang berwarna putih tampak kontras dengan kebiruan di sekelilingnya. Baru memulai penjelajahan dan saya sudah memercayai bahwa Belitung adalah potongan warna surga yang jatuh ke bumi.

  
PULAU BATU BERLAYAR
Setelah berperahu sekitar 20 menit sampailah saya di pulau Batu Berlayar.  Seperti namanya, pulau Batu Berlayar memiliki ciri batu granit yang lebar seperti kapal yang sedang berlayar di tengah lautan.  Saya turun ke pantai dan menyusuri pantai. Batu-batu granit menyebar eksotis di sekeliling pulau. 

Airnya sangat jernih dan pasirnya putih lembut.  Sejauh mata memandang tampak kebiruan air laut, langit yang cemerlang dan batu-batu granit putih yang menjulang.  Saya menceburkan diri berendam di lautan dangkal yang jernih itu sambil melihat burung-burung kecil yang terbang di langit.  Sepertinya saya akan betah berjam-jam berendam di sini. Namun, saya memutuskan melanjutkan perjalanan ke pulau lain.

PULAU LENGKUAS

Sebelum mencapai Pulau Lengkuas, saya singgah di spot snorkeling yang menyuguhkan pemandangan bawah laut yang indah.  Terumbu karangnya masih terjaga dan ikan warna-warni berseliweran di sekitar saya.  Saya ingin berenang lebih lama di spot ini, tetapi mercusuar di Pulau Lengkuas yang menjulang tinggi seolah-olah memanggil saya untuk segera ke sana. 

Pulau Lengkuas memiliki ikon mercusuar peninggalan Belanda sejak 1882 setinggi 62 meter yang masih berfungsi untuk memantau kapal yang keluar masuk ke Pulau Belitung hingga saat ini. Kita bisa memasuki mercusuar dan naik ke atas melalui anak tangga, tetapi saat ini hanya bisa sampai lantai 4 karena sedang direnovasi.  Di setiap lantai terdapat jendela yang mempelihatkan pemandangan birunya laut Belitung.  

Tempat ini juga menjadi tempat istirahat para wisatawan setelah menjelajahi pulau demi pulau.  Banyak tempat duduk dari kayu yang bisa kita gunakan untuk istirahat makan siang sambil menikmati pemandangan laut yang indah.  Jangan lupa sambil minum air kelapa muda yang segar.Tak hanya mercusuar yang menjulang ikonik, di sisi lain tempat ini juga terdapat batu-batu granit besar yang membuat pulau ini tampak semakin eksotis.  Para pengunjung bisa memanfaatkan sisi ini untuk berfoto.  Di bawah pohon besar teduh yang daunnya kemerahan menjulang ke laut, saya duduk berjam-jam menikmati pemandangan. Tempat ini sangat indah tepat untuk menenangkan diri.

 PULAU KELAYANG

Matahari sedikit condong ke barat ketika saya melanjutkan perjalanan menuju Pulau Kelayang.  Berjarak 20 menit dari Pulau Lengkuas menggunakan perahu, pulau ini merupakan pulau terbesar diantara gugusan pulau-pulau yang lain. 


Tak hanya bisa menikmati bebatuan granit yang menjulang, dan pasir putih yang halus, di tempat ini kita juga bisa memasuki hutan kecil yang terdapat goa di dalamnya. Goa yang terbentuk dari bebatuan granit ini terhubung dengan laut. Jika kita menyusuri lebih jauh, kita bisa naik ke atas batu-batu granit dan memandang laut dari ketinggian. Dari bebatuan tinggi ini kita bisa melihat birunya laut di kejauhan. Pulau Kelayang tidak jauh dari pantai Tanjung Kelayang, maka setelah puas menikmati pemandangan di Pulau Kelayang, saya kembali ke Pantai Tanjung Kelayang untuk melanjutkan perjalanan ke pantai yang lain.

PANTAI TANJUNG TINGGI

Pantai Tanjung Tinggi juga dikenal sebagai Pantai Laskar Pelangi karena pantai ini menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi. Terletak tidak jauh dari pantai Tanjung Kelayang, pantai cantik ini memiliki banyak sekali batu granit yang besar dan tinggi sehingga menjadikan pantai ini sangat unik. Nama Tanjung Tinggi diambil dari kata tanjung yang artinya semenanjung dan tinggi yang artinya pantai yang memiliki bebatuan yang tinggi. 

Di pantai ini pengunjung bisa melakukan banyak aktivitas seperti mendaki batu-batu granit yang tinggi dan melihat pemandangan laut dari ketinggian, memancing di sela-sela bebatuan, berenang atau duduk menunggu matahari terbenam seperti yang saya lakukan. Pemandangan saat matahari terbenam di pantai ini sangat menakjubkan.

PANTAI PENYABONG

Esoknya saya melanjutkan perjalanan menjelajah Belitung Selatan. Tujuan pertama saya mengunjungi Pantai Penyabong.  Jalanan bagus beraspal menyambung sampai pantai, sehingga mobil bisa masuk sampai tepi pantai.  Kita hanya perlu berjalan sedikit untuk menaiki batu granit besar yang ada di sisi pantai.  


Pantai di Belitung Selatan lebih alami, sepi dan perawan dibanding pantai sebelumnya. Di sini bebatuan granit besar menjulang tinggi sehingga para pengunjung bisa naik ke atas untuk menikmati pemandangan lautan biru dari ketinggian.  Saya mendaki ke atas batu dan melihat warna laut seperti berlapis mulai dari biru jernih dan hijau toska. Di tempat ini juga terdapat warung makan yang menjual masakan kepiting dengan harga murah. Anda tak akan melewatkan ini setelah melihat pemandangan alam yang menakjubkan.

PANTAI TELUK GEMBIRA

Pantai Teluk Gembira terletak tidak jauh dari Pantai Penyabong. Pantai ini telah dilengkapi berbagai fasilitas lengkap untuk menerima para wisatawan seperti restoran, gasebo, mushala, toilet yang bersih dan bagus.  Pengunjung bisa menikmati keindahan pantai sambil duduk di gasebo tepi pantai atau duduk di bebatuan granit yang menjorok di pantai.

 Memiliki panorama yang indah perpaduan antara bebatuan granit, pasir putih serta laut lepas yang berwarna biru dihiasi pulau-pulau kecil di sekitar Teluk Gembira, pantai ini memiliki air yang jernih dan bebas dari sampah. Di pantai Teluk Gembira ini juga terdapat dermaga penyeberangan yang disinggahi oleh perahu yang membawa orang-orang yang tinggal di Pulau Seliu. Setiap hari ada dua kali jadwal perahu yang menyebarang dari Teluk Gembira ke Pulau Seliu dan sebaliknya.

DANAU KAOLIN
Tempat terakhir yang melengkapi potongan warna surga di Belitung yaitu Danau Kaolin. Danau berwarna hijau toska ini terletak di desa Air Raya Tanjungpandan.
   

Memiliki daratan yang putih bersih dan warna air yang hijau toska, danau ini berasal dari bekas penambangan Kaolin yang telah ditinggalkan.  Kaolin merupakan bahan untuk membuat cat dan kosmetik.  Air danau ini juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.  Perpaduan warna putih dan hijau toska akan menjadi obyek foto yang menarik jika anda menyukai fotografi.  ***

Avatar
Writer / Published posts: 109

Writer, Traveller and Dreamer

Twitter
Facebook
Youtube
Flickr
Instagram
One comment on “Belitung, Ketika Alam Membuatku Jatuh Cinta

Comments are closed.