“The world is a book and those who do not travel read only one page.” – Augustine of Hippo
Seorang teman dari Canada mengatakan, “no city like Bangkok.” Saya rasa kekaguman teman saya itu ada benarnya. Bangkok merupakan sebuah kota yang lengkap dengan keindahan budaya masa lalu dan antusiasme penuh akan hal-hal baru. Tidak hanya lokasi-lokasi wisata bernilai budaya warisan masa lalu yang unik dan menarik, tetapi Bangkok juga menyediakan kemodernan yang terus berkembang. Bangkok mampu menjadi pusat regional yang dapat menyaingi Singapura dan Hongkong. Tak hanya itu, Bangkok yang murah juga menjadi surga para backpacker dan destinasi favorit teratas di Asia bagi wisatawan dunia. Khaosan Road merupakan kawasan backpacker terkenal di Bangkok.
Menyusuri sungai Chao Phraya merupakan salah satu cara yang saya pilih untuk menikmati Bangkok. Banyak wisatawan asing juga memilih menikmati Bangkok dengan cara menyusuri sungai ini. Chao Phraya adalah sungai terpanjang dan terpenting di Thailand yang membelah Bangkok dari utara hingga selatan. Memiliki panjang 372 kilometer yang mengalir dari utara Thailand menuju ke Teluk Thailand (Teluk Siam) di selatan. Hulu sungai Chao Phraya ini berada di Sungai Ping.
Memiliki air berwarna coklat namun bersih dari sampah, sungai Chao Phraya tampak selalu ramai dari siang hingga malam. Selain kapal pengangkut barang yang hilir mudik, kita bisa melihat kapal-kapal wisatawan menyusuri setiap tepian sungai Chao Phraya. Di setiap dermaga pemberhentian banyak ditawarkan paket wisata menyusuri sungai Chao Phraya dengan berbagai harga dan penawaran wisata yang menarik. Saya memulai perjalanan dari salah satu dermaga pemberhentian dan membeli tiket single trip seharga 40 THB yang akan mengantarkan saya hingga ke akhir perjalanan. Awalnya ingin membeli tiket trip seharga 150 THB agar bisa naik turun boat seharian, tetapi karena waktu yang sempit dan saya harus menuju tempat lain saya memilih single trip ini. Dan meski saya hanya membeli tiket single trip ternyata cukup menyenangkan.
Sepanjang perjalanan saya bisa menikmati Bangkok dari sungai Chao Phraya. Ada pos-pos pemberhentian menarik di sepanjang perjalanan yang merupakan lokasi wisata terkenal di Thailand seperti : Grand Palace yang berada di area Rattanakosin, Wat Arun , Wat Pho atau patung buddha sedang istirahat dan Chinatown. Kita juga bisa menikmati gedung pencakar langit yang menjulang dari sepanjang sungai Chao Phraya. Bangkok tampak lengkap dinikmati dari perjalanan menyusuri sungai ini, kota dengan warisan masa lalu yang kaya dan kemodern-an masa kini yang penuh semangat. Tak heran jika dengan wisata sungai Chao Phraya ini Bangkok juga dikenal dengan sebutan The Venice of the East.
Selain kemodernan yang terus berkembang pesat, Bangkok memiliki warisan budaya yang sangat banyak dan tak ternilai harganya. Ada sekitar 400 kuil yang tersebar di Bangkok. Beberapa yang terkenal adalah ; Grand Palace dan Wat Phra Kaeo yang merupakan istana raja. Grand Palace buka mulai pukul 8.30 sampai 3.30 sore. Mengunjungi Grand Palace harus mengenakan pakaian yang sopan dan bersepatu. Jangan tergoda bujukan sopir tuk-tuk yang mengatakan bahwa Grand Palace buka pukul 1 siang karena mereka akan mengajak anda berkeliling kota dengan menarik biaya mahal sehingga anda terlambat mengunjungi Grand Palace.
Tempat menarik lain yang bisa dikunjungi adalah Erawan Shrine yang merupakan patung pemujaan Dewa empat muka yang sakti. Banyak wisatawan manca negara ke sini untuk bersembahyang. Selain kuil, kita bisa juga mengunjungi Jim Thompson House yang sangat terkenal dengan koleksi sutra Thai-nya.
Dan jangan lupa mengunjungi Madame Tussauds (museum patung lilin orang-orang terkenal) yang berlokasi di Siam Square (Siam Discovery) karena di tempat ini kita bisa menemukan Bapak Proklamator kita Soekarno diabadikan dalam patung lilin bersama para pemimpin dunia hebat yang lain. Melihat patung lilin beliau berada di antara deretan patung lilin pemimpin hebat dunia rasanya sangat membanggakan sebagai bangsa Indonesia.
Mungkin bagi sebagian wisatawan menonton bioskop bukanlah sesuatu yang ingin dilakukan di negeri asing karena berpikir bahwa di Indonesia-pun kita bisa menonton bioskop. Tapi saya justru ingin melakukannya karena sensasinya pasti berbeda. Menonton ‘Breaking Dawn’ dengan subtittle bahasa Thailand yang tentu saja tidak saya mengerti saja sudah asyik, apalagi ikut berdiri mendengarkan semua penonton menyanyikan lagu kebangsaan Thailand sebelum pertunjukan dimulai menjadi sesuatu yang sangat berbeda.