1128 views 4 mins 0 comments

Paris : Kota Cinta, Kota Seni – 2


Tengah hari, saya tiba di Arc de Triomphe. Sebagai tujuan turis, tempat ini sudah pasti sangat ramai. Bahkan untuk memotret dengan angle yang tepat saja susah. Saya tidak masuk ke dalam lorong untuk menyusuri bagian bawa Arc de Triomphe karena lebih tertarik untuk menjelajahi jalanan kota Paris.  
Kota Paris bisa dijelajahi dengan jalan kaki. Kita hanya perlu memanfaatkan google map sambil menyusuri trotoar unik abad pertengahan yang menghubungkan tempat-tempat wisata terkenal.  Dari Arc de Triomphe saya berjalan lurus melewati pusat perbelanjaan mewah dan restoran-restoran besar lalu mampir di Paris in Jerman untuk membelikan pesanan teman. Meskipun saya suka berjalan kaki, tetapi menjelajahi Paris dengan kondisi perut tidak terisi nasi membuat kaki saya mudah kram. Ketika menemukan penjual burger dan minuman di sisi jalan, saya langsung membelinya. Tiba-tiba ada orang Indonesia bergabung dengan saya. Seorang ibu dan anaknya yang melakukan perjalanan backpacker juga dari Bali sembari mengunjungi kerabatnya di Belanda. 
Meskipun tidak masuk ke dalamnya, saya menyempatkan mampir di areal Universitas Sorborne dan melihat lalu lalang mahasiwa.  Baru menjelang sore saya sampai di Museum Lovre.  Museum ini benar-benar luar biasa, bahkan dari penampakan luarnya saja sangat mempesona. Saya tidak memasuki museum dan hanya mengambil fotonya dari luar karena benar-benar sudah kecapekan. Saya memutuskan berjalan ke arah taman dan duduk lama di sana sambil melihat lalu lalang orang lewat. Setelah cukup istirahat saya berjalan lagi keluar areal Museum Lovre dan menyisir sepanjang sisi sungai Seine. Tempat ini menjadi tempat favoritku selama beberapa hari di Paris karena sangat romantis, tenang dan nyeni. Apalagi kalau dikunjungi saat matahari kemerahan menjelang tenggelam.
Saya membeli tiket cruise yang murah untuk menyisir sepanjang sisi sungai Seine dan saya menuliskannya di artikel sebelumnya tentang sungai di Eropa. Baru ketika langit gelap, saya kembali berjalan kaki menyusuri trotoar dengan lampu-lampu yang telah menyala. Paris malam hari semakin cemerlang dan unik.  Hanya saja untuk memasuki stasiun metro pada malam hari sangat menakutkan buat saya. Penumpang di dalam metro itu seperti saling memandang curiga dengan wajah yang letih. Setelah luntang-luntung mencari stasiun yang terdapat mesin pembelian tiket, akhirnya kami menemukannya juga. Hampir jam 11 malam saya tiba di hostel.
Tujuan utama saya ke Paris sebenarnya untuk mengunjungi Grande Mosque dan toko buku Shakespeare and Company. Grande Mosque memiliki sejarah unik pada masa perang dunia 2. Pernah menjadi tempat persembunyian Yahudi Eropa dari kejaran Nazi Jerman. Sementara toko buku Shakespeare and Company sudah pasti menjadi tempat wajib kunjung bagi orang yang suka menulis dan membaca. Toko buku ini merupakan tempat favorit Hemingway dan beberapa pengarang terkenal lainnya. ( saya akan menuliskan artikel tersendiri tentang toko buku dan masjid ini di tulisan selanjutnya).

Paris sangat menarik tentu saja karena kekayaan seni yang luar biasa. Saya menyukai kota ini kecuali tingkat kriminalitas yang mengkuatirkan. Saya tidak nyaman jalan karena harus terus-terusan memegangi tas, dompet dan menyimpan semua barang berharga di money belt sampai setiap foto perut saya melendung karena money belt. Benar-benar menyebalkan. Tetapi dari yang menyebalkan dan menyenangkan justru jika ada kesempatan lagi, saya ingin kembali ke Paris. Belum banyak yang saya lihat. Semoga saya bisa kembali.
Avatar
Writer / Published posts: 109

Writer, Traveller and Dreamer

Twitter
Facebook
Youtube
Flickr
Instagram