Hoi An Roastery ; Secangkir Kopi Di Tepi Sungai Thu Bon

Di tepi sungai Thu Bon yang mengalir tenang, kota kuno Hoi An yang sudah berusia 300 tahun lebih tampak eksotis.  Pada malam hari lampion-lampion akan menyala menerangi seluruh penjuru kota kuno dengan bentuk-bentuk yang antik sekaligus cantik.  Bangunan-bangunan kuno ini digunakan sebagai kafe, toko souvenir, restoran, hotel dan bermacam-macam aktivitas. Malam kedua saya berada di kota ini, saya ingin menikmati secangkir kopi sambil memandangi gemerlapnya lampion yang semarak di sepanjang pinggir sungai Thu Bon. Setelah menyusuri sepanjang sisi sungai dan menolak tawaran pengemudi perahu serta penjual lilin kecil yang dilarung di sungai, saya memilih belok ke satu kafe unik yang terletak di pinggir jalan tepi sungai.  Kata seorang teman, saya harus mencoba kopi telur saat berkunjung ke Hoi An. Maka saya memilih Hoi An Roastery. Setelah memilih tempat duduk tepat di pinggir jalan sehingga bisa melihat lalu lalang orang dan gemerlap lampion persis seperti rencana sebelumnya, seorang waitress memberikan daftar menu.

Hoi An Roastery selain menyajikan menu kopi, coklat, jus dan pastry, juga menyajikan menu sarapan. Saya dan teman saya kemudian memesan kopi telur dan kopi drip. Cha Pe Trung atau kopi telur memiliki tampilan mirip dengan cappuccino. Hanya saja foam milk atau bisa susunya diberi campuran kuning telur hingga tampak kekuningan. Bahan-bahan untuk membuat racikan kopi ini terdiri dari kopi bubuk Vietnam, jenis Robusta, air panas, susu kental manis dan kuning telur ayam.  Rasanya menurut saya hampir kayak adonan roti. Jujur saja, saya lebih suka kopi latte daripada kopi telur. Tapi daripada penasaran jadi saya memang harus mencobanya.

Kopi vietnam drip adalah kopi yang diseduh dengan dripper vietnam dan disajikan bersama susu/krimer. Penyajian minuman ini lahir karena menyesuaikan karakter biji robusta dari hasil perkebunan di Vietnam. Metode ini akan menghasilkan minuman dengan cara ekstraksi lewat tetesan. Dripper berbentuk seperti gelas metal dan terdiri dari tabung, plunger, dan tutup metal. Penggunaannya sangat mudah, setelah bubuk kopi dimasukkan, masukkan plunger lalu tekan, taruh dripper di atas gelas, lalu tuang air panas. Saya kemudian menunggu tetesan demi tetesan kopi ini memenuhi cangkir sampai siap diminum. Teman saya mengingatkan jangan sampai saya menyentuh gelas metal itu karena pasti akan terbakar.  Saya lebih menyukai ini ketimbang kopi telur.

Tepat jam 9 malam jalanan di depan sungai mulai sepi. Lampu-lampu kafe mulai mati. Saya yang berniat begadang sampai pagi di kafe dihampiri waitress yang mengatakan bahwa sebentar lagi kafe tutup.  Kopi drip segera saya habiskan dan beranjak meninggalkan kafe.  Tetapi sebelum pergi saya melihat beberapa kemasan kopi bubuk di pojok kafe. Saya ingin membelinya tetapi waitress bilang sudah closing dan meminta saya kembali esok harinya.  Hoi An Roastery, tempat asyik untuk ngopi sambil menikmati semaraknya malam di pinggir sungai Thu Bon.

doc. pribadi & google

Avatar
Writer / Published posts: 109

Writer, Traveller and Dreamer

Twitter
Facebook
Youtube
Flickr
Instagram